ITB Terus Perkuat Pengelolaan Sampah Menuju Kampus yang Lebih Bersih dan Berkelanjutan
Institut Teknologi Bandung (ITB) terus menunjukkan komitmen untuk mewujudkan kampus berkelanjutan dengan memperkuat sistem pengelolaan dan pengurangan sampah. Upaya ini sejalan dengan visi ITB untuk menjadi kampus riset yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Pengelolaan Sampah: Dari Pengumpulan hingga Pengolahan
Sepanjang tahun 2024, data pengelolaan sampah di lingkungan kampus menunjukkan pergerakan yang dinamis. Total sampah organik yang terkumpul mencapai 560,1 ton, sampah anorganik sebesar 38,6 ton, dan residu 406,7 ton.
Sementara itu, volume sampah yang berhasil diolah meningkat menjadi lebih dari 41 ton, menunjukkan adanya perbaikan kapasitas dan efektivitas dalam sistem pengelolaan.
Perubahan volume dari satu triwulan ke triwulan berikutnya menunjukkan adanya fluktuasi produksi sampah, yang umumnya dipengaruhi oleh kegiatan akademik dan operasional kampus. Namun demikian, peningkatan pada jumlah sampah yang diolah menandakan bahwa sistem pemilahan dan pengelolaan di tingkat sumber semakin membaik.
Kebijakan 3R dan Kampus Bebas Plastik
ITB telah menerapkan kebijakan Reduce, Reuse, dan Recycle (3R) sesuai Instruksi Rektor No. 381/IT.A/KH.01/2023. Kebijakan ini mendorong pengurangan bahan sekali pakai, pemilahan sampah di sumber, hingga kolaborasi dengan pihak ketiga untuk limbah berbahaya.
Selain itu, kampanye “Kampus Bebas Plastik” terus diperluas. Melalui Surat Edaran No. 3004/IT1.B05.2/TU/09/2022, seluruh unit kerja, kantin, dan kegiatan kampus diarahkan untuk menggunakan kemasan ramah lingkungan, tumbler pribadi, dan alat makan guna ulang.
Langkah ini tidak hanya menekan volume plastik, tetapi juga menumbuhkan kesadaran baru di kalangan mahasiswa dan tenaga kependidikan tentang pentingnya perilaku konsumsi yang bertanggung jawab.
Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi
Dalam pengolahan sampah organik, Direktorat Sarana Prasarana dan Sistem Informasi (DitSPSI) ITB telah menerapkan teknologi Black Soldier Fly (BSF) atau maggot sejak awal 2024. Teknologi ini mampu mengolah sekitar 30 kg sisa makanan per hari, terutama dari kantin dan pantry gedung-gedung kampus.
Hasil olahan maggot digunakan sebagai pupuk organik, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan mendukung perawatan taman kampus.
Selain itu, ITB juga menjalin kerja sama dengan BCA x Plastic Pay dengan menghadirkan Reverse Vending Machine di Kampus Ganesha dan Jatinangor. Fasilitas ini mendorong masyarakat kampus untuk menukar botol plastik dengan poin digital yang dapat digunakan kembali, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya daur ulang.
Edukasi dan Kolaborasi sebagai Kunci
Kesuksesan pengelolaan sampah di ITB tidak hanya ditentukan oleh kebijakan dan fasilitas, tetapi juga oleh partisipasi seluruh elemen kampus. Oleh karena itu, ITB menjadikan edukasi dan kolaborasi sebagai pendekatan utama dalam membangun budaya lingkungan yang berkelanjutan.
Peningkatan pengelolaan sampah di ITB tidak lepas dari peran aktif seluruh sivitas akademika. Melalui kegiatan seperti Studium Generale bertema “Pengelolaan Sampah di ITB”, serta edukasi lapangan bersama komunitas mahasiswa dan UPT K3L, kesadaran lingkungan terus ditumbuhkan di berbagai lapisan kampus.
Selain itu, penerapan prinsip eco-event juga dilakukan di berbagai kegiatan besar seperti OSKM, ITB Ultra Marathon, KSTI (Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri). Setiap kegiatan kini diarahkan untuk mengurangi sampah plastik, menerapkan sistem pemilahan, serta memastikan sisa logistik dikelola secara bertanggung jawab.
Selain kolaborasi internal, ITB membuka kemitraan dengan startup lingkungan, pemerintah daerah, dan mitra industri, guna memperkuat ekosistem inovasi hijau. Bentuk kerja sama ini tidak hanya mendukung pengelolaan sampah, tetapi juga membuka peluang riset dan pengembangan teknologi daur ulang berbasis sains.
Menuju Kampus Berkelanjutan
Seluruh langkah tersebut merupakan bagian dari komitmen ITB dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-12 tentang Responsible Consumption and Production.
Dengan terus memperkuat pengelolaan, memperluas inovasi, dan meningkatkan partisipasi sivitas akademika, ITB berupaya menjadikan pengelolaan sampah bukan sekadar rutinitas, melainkan bagian dari budaya kampus yang berkelanjutan.





